Tahukah sobat, bahwa Indonesia merupakan negara kedua penyumbang sampah plastik terbesar di dunia? Bahkan apabila tidak ada solusinya, sampah plastik di Indonesia akan naik dua kali lipat pada tahun 2050 nanti. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) sendiri mengungkapkan jika Indonesia mampu memproduksi 67,8 ton sampah setiap tahun. Cukup memprihatinkan, bukan?
Tidak ada kata terlambat untuk mengatasi masalah sampah yang jadi isu pelik bagi Indonesia dan seluruh negara di dunia. Masalah lingkungan hidup bisa diatasi dengan bantuan semua pihak. Salah satunya dengan menerapkan gaya hidup berkelanjutan atau sustainable living.
Apa yang dimaksud Gaya Hidup Berkelanjutan?
Merujuk pada Jurnal STAI Binamadani, gaya hidup berkelanjutan yaitu gaya hidup yang mengutamakan penggunaan energi terkini. Gaya hidup ini bertujuan memenuhi kebutuhan tanpa harus mengubah atau mengurangi penggunaan sumber energi bagi generasi berikutnya.
Dalam upaya mencegah kerusakan lingkungan yang diakibatkan oleh sampah, penerapan gaya hidup berkelanjutan yang diterapkan yaitu towards zero waste (bebas sampah). Gaya hidup berkelanjutan bebas sampah tersebut merupakan upaya melindungi sumber daya yang melibatkan produksi, konsumsi, dan penggunaan kembali.
Gaya hidup berkelanjutan ini dianggap lebih efektif dibandingkan dengan kebiasaan membuang sampah ke tempat pembuangan akhir. Pengaplikasian gaya hidup berkelanjutan bebas sampah bisa dilakukan dengan menerapkan konsep reduse, reuse, dan recycle.
Lebih lanjut mari kita bahas mengenai contoh gaya hidup berkelanjutan untuk menanggulangi kerusakan lingkungan yang diakibatkan oleh penumpukan sampah.
1. Mengurangi Kebiasaan Menggunakan Plastik
Membiasakan mengurangi penggunaan plastik merupakan contoh gaya hidup berkelanjutan yang pertama. Salah satu cara mengurangi penggunaan plastik yaitu dengan membawa botol minuman ketika pergi ke luar rumah. Lalu membawa wadah makanan sendiri dari rumah juga bisa mengurangi penggunaan bungkus plastik untuk makanan. Selain itu membawa tote bag untuk wadah belanja juga jadi gaya hidup bebas plastik.
2. Memanfaatkan Transportasi Publik
Mengurangi penggunaan kendaraan pribadi dan beralih menggunakan transportasi publik dapat mengurangi tingkat polusi karbon yang sudah menjadi salah satu masalah di lingkungan kita. Terutama di kota besar yang sudah mulai merasakan dampak emisi karbon sebagai penyebab perubahan iklim. Jadi sebaiknya apabila jarak tempuh tidak terlalu jauh, bisa berkendara menggunakan sepeda atau berjalan kaki.
3. Hemat Menggunakan Listrik
Bijak menggunakan listrik juga bagian dari penerapan sustainable living atau gaya hidup berkelanjutan. Selalu matikan lampu bila sudah tidak dipakai. Biasakan juga untuk mencabut stop kontak peralatan listrik yang sudah tidak dipakai, misalnya mencabut colokan listrik televisi bila sudah tidak dipakai.
4. Memilah Sampah
Memilah sampah antara yang organik dan non-organik bisa memudahkan dalam pengelolaan sampah. Untuk sampah organik bisa dimanfaatkan menjadi sampah kompos. Sedangkan sampah non organik bisa diolah kembali dengan metode reuse, recycle dan reduce. Selain itu menggunakan produk daur ulang juga bisa mengurangi limbah sampah.
5. Mengurangi Konsumsi Sumber Daya Alam yang Berlebihan
Salah satu gaya hidup yang tidak sesuai dengan gaya hidup berkelanjutan yaitu menghasilkan sampah makanan skala rumah tangga. Hindari kebiasaan makan terlalu banyak hingga bersisa dan akhirnya dibuang begitu saja. Sampah makanan yang membusuk akan menghasilkan gas metan dan jadi salah satu penyebab meningkatnya pemanasan global.
Kebiasaan mandi dengan air berlimpah juga merugikan lingkungan karena bisa memengaruhi perubahan iklim. Berhemat dalam menggunakan air merupakan wujud usaha dalam menjaga persediaan air untuk masa depan.
Bersama Menerapkan Gaya Hidup Berkelanjutan
Menerapkan gaya hidup berkelanjutan atau sustainable living semestinya jadi tanggung jawab semua pihak. Apabila semua mau menerapkan gaya hidup berkelanjutan dalam kehidupan sehari-hari, maka penumpukan sampah yang mengganggu kelestarian lingkungan dapat teratasi. Bumi yang terjaga kelestariannya pasti bisa sangat bermanfaat untuk anak dan cucu kita nanti.
Have a Nice Day
21 Komentar
Bicara soal sampah, Jogja sini sering jadi agenda tahunan ni klo TPA nya kepenuhan, emang g cukup dari pemerintah aja sih tapi dari warga juga harus mulai menerapkan gaya hidup ramah lingkungan termasuk pengelolaan sampah
BalasHapusAlhamdulillah saya sudah sekian waktu mempraktikkan gaya hidup bijaksana sebagaimana dijelasin pada poin-poin di dalam tulisan ini. Yang jadi PR, gimana negur tetangga yang nenek-nenek, sering buang makanan. 🤔
BalasHapusAlhamdulillah selama ini sudah menerapkan gaya hidup berkelanjutan. Meskipun ada saja yang mengolok olok karena dikiranya pelit tapi sadar betul bahwa kerusakan bumi sudah parah. Untuk mengerem kerusakan minimal dimulai dari diri sendiri
BalasHapusLangkah awal untuk bisa menjalani gaya hidup berkelanjutan adalah dengan mengurangi. Baik itu mengurangi daya konsumsi sampai akhirnya mengurangi sampah. Dampak besarnya jadi bisa hidup zero waste.. ❤️
BalasHapusmari kita kita bergandengan tangan untuk membantu kelangsungan bumi kita lebih baik lagi, dan bisa kita mulai dari hal hal kecil seperti yang kakak lakukan, kalau dilakukan oleh banyak orang pasti berimpek besar
BalasHapusAlhamdulillah secara bertahap sudah mulai konsisten menerapkan poin-poin di atas. Walau prakteknya mungkin tidak semudah yang dibayangkan. Tapi setidaknya mulai dari diri sendiri dan keluarga terlebih dahulu
BalasHapusUntuk mendukung pengaplikasian gaya hidup berkelanjutan bebas sampah bisa kita lakukan dari rumah, oleh siapa saja, dengan menerapkan konsep reduse, reuse, dan recycle.
BalasHapusGaya hidup sustainable sangat baik untuk dilakukan oleh kita, karena kita tidak hidup dengan sekedar hidup, tetapi hidup yang memberikan arti, tidak hanya untuk diri kita sendiri tetapi dampak yang positif untuk lingkungan kita
BalasHapusSalah satu yang jadi problem besar adalah sampah makanan. Ini yang paling dekat dengan kita sih masalahnya. Jangan sampai membuang sisa makanan dan memasak secukupnya saja
BalasHapusgaya hidup ini memang sulit untuk dilakukan, karena tuntutan yang menuntut serba praktis saat ini.. contohnya yaitu banyaknya pengguna tissue dalam kehidupan sehari - hari.. padahal sudah dimengerti bahwa penggunaan tissue harus dikurangi, misalnya dengan menggunakan lap atau handuk yang bisa dicuci dan dipakai lagi.. akan tetapi karena memang lebih praktis menggunakan tissue, maka kerapkali penggunaan tissue mengalahkan penggunaan lap atau handuk tersebut.. tapi memang tidak ada pilihan yang sempurna, jika memang sayang dengan alam maka harus mengurangi "kepraktisan"..
BalasHapusnice, post!
Mulailah dari lingkungan terdekat kita ... hijaukan rumah anda dan sekitarnya, mulailah membuang sampah pada tempatnya dan hindari eksploitasi alam secara berlebihan.
BalasHapusSudah menerapkan ini dari lama. Kebetulan tinggal di Jogja dan terkena dampak dari ditutupnya TPA Piyungan, tapi akhirnya jadi lebih memperhatikan lagi untuk mengurangi penggunaan plastik, sekarang juga selalu mengolah sampah. Alhamdulillah jadi turut berkontribusi melestarikan bumi :)
BalasHapusBerbincang soal pilah sampah, sejujurnya aku baru menggerakkan kegiatan pilah sampah begini tuh selama beberapa bulan ke belakang di rumah. Hasil pilahan yang ternyata banyak (karena nggak mau membuang semua sampah ke TPA lagi) menyadarkan aku bahwa sampah di rumahku yang jumlah anggotanya cuma empat orang saja sudah banyak dalam dua minggu. Bagaimana kalau ada rumah lainnya yang belum kepikiran untuk pilah sampah. Kebayang dampak buruknya di TPA kalau one day ada ledakan akibat timbunan sampah campur campur lagi.
BalasHapusAku jg sering ngumpul2in plastik bekas air mineral dan kemasan2 lainnya.Sudah saatnya masy.Ind memilah2 sampah saat membuang di tempat2 umum jd 4 kategori sampah seperti di Jepang spy memudahkan pensortiran.
BalasHapusPermasalahan sampah tidak hanya pemerintah saja yang mengatasi, tetapi dari diri kita dahulu yang ikut mendukung untuk mengurangi sampah dan juga jangan membuang sampah sembarangan apalagi ke sungai.
BalasHapuspas dengan keadaan jaman now
BalasHapuspentingnya sustainable life
dan sebenarnya nenek moyang kita juga sudah mengajarkan akan hal ini
sebagaimana wejangan-nya yakni :
MEMAYU HAYUNING BAWONO
membuat bumi yang sudah indah ini menjadi semakin indah
keren bos artikelnya
Salam Kenal
saya anggota baru BloggerHUB
mohon bimbingan-nya
WHOnesia Sikoji
dtgu kunjungan baliknya bos-bos smua
sukses dan sehat selalu
Makanya kalau makan itu dihabisin. Biar nggak terbuang sia-sia hingga akhirnya hanya menjadi sampah.
BalasHapusBenar ni, pertamanya dari diri sendiri menerapkan lifestyle sustainable living ini. Baru bisa menularkannya ke sekitar. Semoga banyak yang sadar dan turu mendukung sustainable lviving ini
BalasHapussemoga budaya hidup berkelanjutan ini juga didukung regulasi dr pemerintah untuk semakin memprioritaskan lingkungan dan alam ya, jadi gaya hidup ini bukan hanya sebuah pilihan namun sudah masuk ke dalam kewajiban barang satu dua agar dampaknya semakin besar
BalasHapusAlhamdulillah sekarang kami sekeluarga mulai menerapkan pola hidup berkelajutan, Kak. Ya mulai dari memilah sampah plastik, memeinimalkan penggunaan plastik saat belanja, dan terutama mengandalkan transportasi publik saat bepergian sebisa mungkin. Hemat dan sehat, semoga bisa istikamah.
BalasHapusAlhamdulillah sekarang kami sekeluarga mulai menerapkan pola hidup berkelajutan, Kak. Ya mulai dari memilah sampah plastik, memeinimalkan penggunaan plastik saat belanja, dan terutama mengandalkan transportasi publik saat bepergian sebisa mungkin. Hemat dan sehat, semoga bisa istikamah.
BalasHapusTerima kasih sudah berkunjung. Mohon tidak meninggalkan link hidup di kolom komentar ya...