Ceker atau kaki ayam merupakan salah satu bahan makanan sehat yang banyak diminati orang. Kandungan di dalam ceker ayam terdiri dari protein, kalsium, dan kolagen yang baik untuk menjaga kesehatan tulang. Penelitian menunjukkan bahwa mengonsumsi ceker ayam dapat mendukung pembentukan dan kekuatan tulang, serta menurunkan risiko pengeroposan tulang atau osteoporosis. Itulah mengapa kaki ayam banyak diminati untuk dikonsumsi.
Berbeda dengan seorang Nurman Farieka Ramdhany yang tidak hanya menjadikan kaki ayam sebagai bahan makanan, tetapi dia juga bisa memanfaatkan limbahnya. Nurman menyulap kulit kaki ayam jadi bahan sepatu yang ekslusif dan modis. Meskipun menurut Nurman, memanfaatkan limbah kulit kaki ayam untuk bahan baku sepatu sedikit lebih sulit dibandingkan dengan kulit reptil.
Bisa dibilang Nurman merupakan satu-satunya manusia di dunia ini yang menggunakan kulit ceker ayam sebagai bahan kulit sepatu. Dan berkat kreativitas dan inovasinya tersebut, Nurman dinobatkan sebagai salah satu penerima penghargaan Satu Indonesia Awards 2019 untuk kategori kewirausahaan.
Inovasi Nurman yang menggunakan kulit kaki ayam sebagai bahan sepatu merupakan salah satu solusi pemberantasan penggunaan kulit illegal dari ular dan buaya liar yang diburu. Inovasi yang ramah lingkungan, bukan?
Hirka, Sepatu Lokal dari Kulit Kaki Ayam
Sebagai warga Bandung tentu saya bangga dengan inovasi yang dilakukan oleh Nurman. Di usia yang masih muda, dengan kreativitasnya mampu melakukan inovasi bisnis. Menyulap limbah kulit kaki ayam menjadi bahan sepatu. Nurman memanfaatkan limbah kaki ayam yang berasal restoran cepat saji, diambil kulitnya dan diolah menjadi sepasang sepatu. Kreatif, bukan?
Kemampuan Nurman dalam mengolah kulit bukan berawal dari proses yang singkat. Sebelumnya dia sudah akrab dengan dunia kulit mengulit sejak masih kecil. Nurman kecil sering memperhatikan sang ayah yang suka membuat produk unik. Ayah Nurman merupakan seorang seniman, yang sering berkreasi menyamak berbagai kulit binatang untuk dijadikan barang yang unik. Dan semuanya disimpan rapi dalam sebuah jurnal.
Saat beranjak dewasa, Nurman membuka kembali jurnal sang ayah dan melakukan hal serupa yaitu mencoba membuat sepatu kanvas dari kulit kaki ayam. Usaha menyamak kulit kaki ayam membuahkan hasil dan bisa menelurkan produk Hirka Shoes. Secara umum, produk Hirka menyediakan tiga warna, yaitu natural, hitam dan kecoklatan. Untuk ke depannya Nurman berencana akan membuat produk ekslusif dengan pilihan warna biru navy, gold, merah dan hijau. Semua varian itu dibuat secara limited dengan kualitas produk yang unggul.
Kulit ceker ayam merupakan bahan alternatif dari material kulit ular dan kulit buaya. Tekstur kulit kaki ayam mempunyai pola kristal seperti sisik ular. Bedanya bahan sepatu dari kulit ceker ayam, cukup mudah didapat dan tersedia di pasaran. Bahkan para pengepul, tukang sayur hingga rumah pemotongan hewan pun mengantarkan limbah kaki ayam ke pusat bengkel pengerjaan Hirka Shoes.
Menurut Nurman, setiap hari bengkel kerja Hirka mengolah 20 kilogram kaki ayam untuk diambil kulitnya. Setiap satu kilo kaki ayam bisa menghasilkan 26 lembar hingga 28 lembar kulit. Sedangkan bahan untuk sepatu dibutuhkan sekitar 20 hingga 80 lembar kulit kaki ayam, tergantung desain yang diinginkan.
Perjalanan Usaha Sepatu Hirka
Usaha kreatif sepatu kulit kaki ayam dibangun oleh Nurman pada tahun 2015. Penamaan Hirka sendiri berasal dari bahasa Turki yang artinya dicintai. Nurman berharap produknya bisa dicintai oleh masyarakat Indonesia khususnya dan pasar dunia pada umumnya.
Menurut Nurman, tidak mudah untuk memulai usaha yang tidak biasa atau kurang familiar di masyarakat. Ada beberapa tantangan yang dihadapi ketika mengenalkan produknya ke masyarakat. Konsumen yang belum terbiasa dengan kulit kaki ayam sebagai bahan sepatu, membuat produknya tidak langsung diterima oleh masyarakat. Banyak pertanyaan yang timbul ketika dikenalkan pada Hirka Shoes. Diantaranya keraguan pada kekuatan kulit ceker ayam, cara perawatannya atau kesesuaian sepatu Hirka dengan trend fashion di masyarakat.
Tantangan yang timbul terutama ditemukan pada kalangan wanita yang kurang familiar dengan sepatu berbahan kulit ceker ayam. Apalagi mereka terbiasa menjadikan ceker ayam sebagai bahan makanan. Hingga tidak terbiasa ketika harus mengenakan sepatu dengan bahan kulit kaki ayam.
Melihat kurang antusiasnya minat dari kalangan konsumen perempuan, membuat Nurman lebih fokus untuk membidik pasar untuk kaum pria. Model sepatu yang dibuatnya terdiri dari dua model yaitu casual dan formal.
Produk Hirka Shoes yang Ekslusif
Hirka bisa dikatakan sebagai produk yang ekslusif karena setiap pola penyusunannya berbeda. Hingga motif satu sepatu tidak akan sama persis dengan sepatu lainnya. Selain itu Hirka dikatakan ekslusif karena hand made.
Kualitas sepatu Hirka juga tidak perlu diragukan lagi karena kulit ceker ayam cukup kuat dan tidak mudah sobek. Teksturnya lebih mirip dengan kulit ular. Dalam proses pembuatannya, mempertahankan patern bentuk kaki ayam untuk semua produk sepatunya. Selain itu lem sebagai material penunjang dibuat dari karet bekas sehingga tidak ada limbah karet yang terbuang sia-sia. Benar-benar ramah lingkungan, deh!
Untuk menjangkau mind set masyakarat tentang bahan sepatu yang tidak biasa, Hirka juga memadukan kulit kaki ayam dan kulit sapi dengan tetap memperhatikan kualitas jahitan. Harapannya Hirka Shoes bisa diterima dengan mudah di masyarakat Indonesia.
Ke depannya Hirka ingin menjadi brand alternatif material pengganti kulit lainnya. Nurman berusaha untuk mewujudkan sepatu bernilai ekslusifitas, eksotis dan limited. Fokus berusaha terus meningkatkan values dari produknya supaya bisa menembus target market.
Hirka Memberdayakan Masyarakat Sekitar
Proses pembuatan sepatu menggunakan bahan kulit kaki ayam ini juga memberdayakan pengrajin sepatu di lingkungan sekitar. Selain itu, sepatu Hirka juga mampu menaikkan perekonomian pengepul ceker ayam di pasar.
Pada proses produksinya kaki ayam tanpa kulit juga diberikan secara cuma-cuma pada masyarakat sekitar dan pegawai yang bekerja di bengkel Hirka Shoes.
“Saya ingin sepatu dari kulit ceker ini bisa menjadi produk khas Indonesia, khususnya Bandung,” ujar Nurman.
Kini pemasaran sepatu Hirka tidak hanya menyasar target di Indonesia saja. Hirka Shoes sekarang sudah bisa diekspor ke Malaysia, Singapura, Hongkong, Brasil, dan Prancis.
Ditanya mengenai kesannya ketika menjadi salah satu penerima apresiasi Satu Indonesia Awards tahun 2019, Nurman mengatakan bahwa event tersebut merupakan momen yang berkesan. Di ajang itu Nurman bisa bertemu dengan banyak orang dari daerah lain, bertemu juri yang kompeten dan pebisnis muda lainnya.
Acara tersebut pun membuat Nurman bersemangat kembali untuk memroduksi sepatu bahan kulit kaki ayam. Padahal sebelumnya dia sempat mengalami down melihat reaksi pasar. Menurut Nurman, ajang itu bisa dikatakan sebagai titik balik bangkitnya Hirka.
Semoga dengan ajang Satu Indonesia Awards, makin banyak anak muda yang bisa memberi manfaat bagi masyarakat, baik itu di bidang kewirausahaan, kesehatan, pendidikan, lingkungan dan teknologi.
Have a Nice Day
3 Komentar
Masya Allah, kreatif sekali ya. Saya suka geli kalau lihat produk dengan kulit reptil, tapi kalau produk sepatu kulit ayam, pastinya aman, heee ...
BalasHapusWah salut banget deh sama inovasi dan kreativitasnya. Nggak nyangka limbah ceket ayam bisa jadi produk ekspor yg ciamik. Sukses terus yaaa untuk Hirka Shoes
BalasHapusMasyaAllah, idenya kreatif banget, bisa terpikirkan limbah kulit ayam untuk diolah menjadi sesuatu baru yang bermanfaat. Harus disosialisasikan lagi supaya lebih meluas produknya. Keren bisa dapat penghargaan dari Satu Indonesia Awards, ide usahanya out of the box
BalasHapusTerima kasih sudah berkunjung. Mohon tidak meninggalkan link hidup di kolom komentar ya...