Mengenal Asma pada Anak

Anak-anak sering terkena penyakit batuk? Kadang kala orang tua menganggap batuk pada anak itu adalah hal yang biasa. Terutama bagi masyarakat yang hidup di daerah tropis seperti Indonesia, penyakit batuk pada anak sudah menjadi penyakit yang sering terjadi.

Namun batuk yang terlalu sering dan terjadi dalam jangka waktu yang lama tentunya tidak baik. Batuk berlebihan pada anak bisa menjadi masalah karena membahayakan sel mukosa di saluran pernapasan dan bisa menimbulkan gangguan tidur.Biasanya masyarakat kita menganggap batuk pada anak hanya merupakan salah satu gejala influenza, padahal ada bermacam penyakit yang disertai gejala batuk.

Mengenal Asma pada Anak

Penyakit Asma pada Anak

Penyakit yang disertai batuk salah satunya asma. Asma ini merupakan penyakit tidak menular yang ditandai dengan sesak napas. Penyakit ini disebabkan penyempitan saluran napas akibat proses peradangan (inflamasi).

Asma bisa dialami anak ketika terjadi kontraksi otot polos di saluran pernapasan dan pengeluaran lendir yang meningkat dari biasanya. Kondisi seperti ini biasanya terjadi akibat pencetus seperti allergen atau irritant.

Serangan asma ketika saluran napas meradang, bengkak, dan terisi lendir. Bentuk lendirnya sangat kental sehingga mempersempit atau bahkan menyumbat saluran pernapasan. Sehingga ketika ada serangan asma, mengeluarkan napas menjadi lebih sulit dibandingkan ketika menarik napas.

Apa saja Gejala Asma pada Anak?

Gejala yang sering timbul pada anak penderita asma yaitu sesak napas dan mengikuti yang timbul berulang secara periodik. Gejala sesak napas ini biasanya terjadi pada malam atau dini hari, setelah aktivitas fisik, musiman, dan ada riwayat asma pada anak tersebut atau keluarganya.

Penyakit Asma ini dikelompokkan oleh Konsensus Nasional Asma Anak (2000) menjadi 3 bagian.

1. Asma Ringan

Anak yang mengalami serangan sesak napas kurang dari 1 minggu dikatakan mengalami asma ringan. Frekuensi serangannya pun kurang dari 1 kali dalam 1 bulan. Asma ringan ini biasanya tanpa gejala dan tidak menggangu tidur dan aktivitas sehari-hari.

2. Asma Sedang

Dikatakan asma sedang jika penderita mengalami serangan lebih dari atau 1 minggu dan frekuensi serangannya lebih dari 1 kali dalam 1 bulan.
Di antara serangan sesak napas, sering kali gejalanya muncul. Gejala asma tersebut sering kali mengganggu tidur dan aktivitas sehari-hari.

3. Asma Berat

Asma dianggap sebagai penyakit berat ketika lama serangan terjadi hampir sepanjang tahun dan frekuensi serangan sering muncul. Di antara serangan, gejala asma muncul siang dan malam.
Intensitas serangan cukup berat dan sangat mengganggu tidur dan aktivitas.

Cara Mengatasi Asma pada Anak

Sebagian besar anak penderita asma memiliki riwayat genetik yang bersifat hipersensitif dan alergi. Dan beberapa pencetus asma antara lain debu, asap rokok, bulu binatang, atau makanan seperti kacang-kacangan dan seafood, aktivitas yang berlebih, perubahan cuaca, atau infeksi.

Sebaiknya orang tua tanggap terhadap kondisi anak penderita asma. Beberapa hal yang sebaiknya dilakukan oleh orang tua yaitu:

  1. Kenali gejala asma, sehingga orang tua bisa memantau keadaan anak, supaya tidak terjadi serangan asma berat.
  2. Banyak mencari pengetahuan dengan bertanya pada dokter mengenai kondisi anak.
  3. Paham obat-obatan yang dikonsumsi anak dan cara penggunaannya..
  4. Mengetahui allergen dan faktor yang dapat mencetuskan munculnya serangan asma.
  5. Sebaiknya berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter ketika hendak berolahraga atau melakukan aktivitas berat.
  6. Cepat tanggap situasi yang mengharuskan anak dibawa ke dokter sesegera mungkin. Seperti ketika anak mengalami sesak napas cepat, terlihat pucat, tidak mau makan atau tidak bisa bicara.

Pencegahan Serangan Asma pada Anak 

Sebelum anak terlanjur terkena serangan asma, sebaiknya orang tua melakukan pencegahan. Berikut ini cara pencegahan serangan dan kambuhnya asma pada anak.

Memberikan balita ASI eksklusif selama 6 bulan dan melanjutkannya hingga 2 tahun. Pemberian ASI eksklusif dipercaya dapat menurunkan risiko asma hingga 42% pada anak yang mempunyai riwayat alergi.

Jauhkan anak dari paparan asap rokok. Paparan asap rokok bisa memicu serangan asma. Menghindari paparan rokok juga memiliki dampak positif karena anak yang sering terpapar asap rokok cenderung memiliki IQ yang lebih rendah.

Selain asap rokok, hindari juga polutan pencetus asma lainnya seperti obat nyamuk, asap kendaraan, ozon, kayu bakar, dan asap lampu minyak.

Menghindari allergen. Allergen utama yang harus dihindari oleh penderita asma di antaranya spora jamur, tungau debu rumah, kecoa, bulu hewan peliharaan seperti anjing dan kucing, atau serbuk bunga.

Menyediakan ventilasi yang baik di rumah. Aliran udara akan berjalan lancar ketika ventilasi dipasang dengan baik di rumah. 

Pencegahan serangan asma berikutnya yaitu imunisasi influenza dan imunisasi pnemokokkus. Influenza ini dikhawatirkan bisa jadi penyebab munculnya serangan asma dan memperberat keluhan asma.
Anak penderita asma lebih mudah terkena pneumonia sebagai komplikasi influenza dibandingkan dengan anak yang tidak memiliki riwayat asma. Imunisasi pnemokokkus sendiri bertujuan untuk mencegah terjadinya pneumonia.


Posting Komentar

1 Komentar

Terima kasih sudah berkunjung. Mohon tidak meninggalkan link hidup di kolom komentar ya...