Tuberkulosis (TBC) pada Anak Indonesia

Masalah kesehatan saluran pernafasan yang masih menjadi perhatian dunia termasuk Indonesia adalah tuberkulosis. Menurut Global TB Report 2023, kasus TBC di Indonesia menempati peringkat kedua di dunia. Data yang diperoleh menyebutkan terdapat 1.060.000 kasus tuberkulosis (TBC) dengan angka kematian hingga 134.000 per tahun.

Kondisi ini sebenarnya masih terlihat jelas di lingkungan rumah kerabat yang berada di daerah Bandung bagian barat. Masih banyak ditemukan penderita tuberkulosis di masyarakat sekitar sana. Angka kematian yang disebabkan oleh penyakit ini belum menunjukkan penurunan dari tahun lalu.

Angka kenaikan kematian yang disebabkan oleh tuberkulosis ini menjadi tantangan baru bagi kita dan pemerintah. Bersama-sama mengeliminasi TBC di Indonesia.

Tuberkulosis (TBC) pada Anak Indonesia


Apa itu Tuberkulosis?

Mengutip tulisan dari dr. Rendy Aji Prihaningtyas dalam bukunya Deteksi dan Cepat Obati 30 Penyakit yang Sering Menyerang Anak, yang dimaksud tuberkulosis yaitu penyakit menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini paling sering menyerang masyarakat dunia terutama negara-negara berkembang seperti Indonesia.

Kenali Cara Penularan Tuberkulosis 

Penularan TBC di Indonesia masih terlihat terutama pada anak. Mengapa kondisi ini masih tinggi? Karena sebagian besar penyakit TB pada anak terjadi akibat penularan tuberkulosis dari penderita dewasa. Misalnya saja seorang ayah penderita TB dapat menularkan kuman TB pada anaknya yang tinggal serumah. 
Penularannya melalui percikan dahak ke udara.

Untuk dapat menginfeksi, penderita harus memiliki jumlah bakteri yang cukup dalam dahak untuk membuat partikel yang menularkan saat penderita batuk, bersin, atau berbicara. 

Lalu apa yang menyebabkan anak mudah terinfeksi kuman tuberkulosis?
Banyak faktor yang menyebabkan anak mudah terinfeksi kuman TB diantaranya:
  1. Anak kontak erat dengan penderita tuberkulosis terutama yang tinggal satu rumah.
  2. Anak tinggal di lingkungan pemukiman yang padat dan di rumahnya tidak ada ventilasi yang baik atau tinggal di daerah dengan pelayanan kesehatan yang kurang baik.
  3. Anak berkunjung ke daerah endemik tuberkulosis atau ada kejadian TB di daerah tersebut dan anak kontak dengan masyarakat di sana.
  4. Anak menderita HIV positif atau memiliki sistem kekebalan tubuh yang kurang baik akibat penyakit lain.
  5. Anak mudah terinfeksi kuman TB bila dia dengan gizi buruk.
Secara umum, seseorang yang terinfeksi kuman tuberkulosis akan memberikan dua respon. Respon pertama ketika seseorang terinfeksi kuman TB yaitu langsung menderita tuberkulosis dan mengeluhkan gejala-gejala penyakitnya. Respon yang kedua dari orang yang terinfeksi tuberkulosis, orang tersebut tidak menderita sakit tuberkulosis dan tidak mengeluhkan gejala-gejalanya sama sekali.

Cara Mencegah Tuberkulosis Pada Anak 

Seperti kata pepatah, mencegah lebih baik daripada mengobati. Untuk mencegah anak terjangkit tuberkulosis sebaiknya kita melakukan beberapa tindakan pencegahan. Berikut ini beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencegah tuberkulosis.

1. Mencari Sumber Penularan Tuberkulosis 

Tindakan pencegahan anak terjangkit tuberkulosis yang pertama yaitu mencari sumber penularannya. Seperti sudah diketahui bersama, cara penularan tuberkulosis terjadi melalui udara. Maka sebaiknya perhatikan faktor apa saja yang bisa membuat kuman berkembang dan melakukan tindakan pencegahan.

2. Memelihara Kesehatan Lingkungan 

Cara mencegah penyebaran kuman tuberkulosis yaitu dengan memelihara lingkungan seperti membuat ventilasi rumah yang baik dan membuka jendela setiap hari supaya sirkulasi udara bisa lebih lancar.

Di dalam ruangan yang gelap dan kurang sinar matahari dapat membuat percikan dahak bertahan hingga beberapa jam. Oleh karenanya ventilasi udara yang baik merupakan cara pencegahan tuberkulosis yang penting terutama ketika ada anggota keluarga yang tinggal serumah menderita tuberkulosis.

3. Memelihara Daya Tahan Tubuh 

Tuberkulosis juga bisa dicegah dengan cara memelihara daya tahan tubuh seperti cukup istirahat dan makan makanan yang bergizi.

4. Pemberian Imunisasi BCG

Cara mencegah penyebaran tuberkulosis juga bisa dilakukan dengan pemberian imunisasi BCG. Imunisasi BCG sebaiknya diberikan saat bayi berusia 2-3 bulan.

Mengenal tuberkulosis di Indonesia

Kenali Tuberkulosis untuk Mencegah Penyebarannya 

Berdasarkan data yang diperoleh dari WHO (1998) dan Depkes RI (2008), diketahui bahwa 50% penderita tuberkulosis meninggal setelah 5 tahun, 25% menjadi penyakit kronis yang menular, dan 25% bisa sembuh sendiri.

Tuberkulosis yang diderita anak apabila tidak diobati bisa berkembang menjadi meningitis tuberkulosis. Begitu juga dengan anak berusia kurang dari 4 tahun yang menderita tuberkulosis memiliki risiko tinggi dalam penyebaran kuman tuberkulosis melalui pembuluh darah ke organ tubuh lainnya.

Oleh karenanya lebih baik kita mengetahui sedini mungkin gejala tuberkulosis pada anak dan obati sedini mungkin dengan perawatan yang tepat dan segera bawa ke dokter.
Yuk, kenali penyakit saluran napas yang sering menyerang anak! seperti asma, pneumonia, dan commond cold (batuk pilek). Selamat membaca!

Semoga bermanfaat.

Posting Komentar

0 Komentar